Pertemuan 2

PERTEMUAN KE-14

SOFTWARE MANAGEMENT (Lanjutan)

  1. USAHA ESTIMASI DAN SKALA WAKTU.

 

  • Sasaran yang ingin dicapai    :

–         Kualitas ekonomis keberhasilan penyelesaiaan tugas SE.

–         Menyusun target yang mungkin harus dicapai.

–         Mengurangi kesalahan yang terjadi pada saat proses pembuatan SE.

–         Membuat perencanaan kegiatan yang lebih baik.

  • DEFINISI

Tahap definisi estimasi meliputi 3 bagian siklus hidup   :

  1. Tahap spesifikasi dan feasibility

–      Spesifikasi fungsional dan outline system design (OSD).

–      Disebut sebagai ‘tahap 1’ siklus hidup.

  1. Aktivitas pengembangan software.

–      Termasuk validitas dan sertifikasi software.

–      Disebut sebagai ‘tahap 2’ siklus hidup

  1. Tahap perawatan software.

–      Dimulai sejak sistem dioperasikan dan berakhir saat sistem dicabut dari pengoperasian.

–      Disebut sebagai ‘tahap 3’ siklus hidup

KESALAHAN KHUSUS DALAM ESTIMASI SOFTWARE

RINGKASAN

  1. Usaha terlalu dini untuk menyusun suatu perumusan yang cepat dan matang nilai usaha dan skala waktu yangdibutuhkan atau kedua-duanya, demikian pula estimasi kegiatan perawatan tahap 3 terlalu dini dilakukan.
  1. Penggunaan faktor rata-rata produktivitas yang berlebihan untuk menghitung usaha estimasi dari beberapa evaluasi ukuran kode(code size).

KESALAHAN KHUSUS YANG PREMATUR YANG SERING DITEMUKAN

  1. Analogi.

Berdasarkan penilaian para pakar atau pendapat nonpakar.

  1. Parkinson.
  • Pekerjaan bertambah memenuhi waktu yang tersedia untuk itu.
  • Perkiraan waktu (man year) yang disediakan untuk pembuatan software selalu tidak pernah tepat.
  • Pendekatan ini harus dihindari dan lebih mengarah secara proporsional daripada software engineering pada usaha tahap 1 & 2.
  1. Price to win.
  • Lebih banyak ditujukan untuk usaha memenangkan tender.
  • Sering kurang memperhatikan penilaian volume/bobot pekerjaan secara real.
  • Sering terjadi penyebab estimasi prematur.
  1. Top down estimating system analysis.
  • Bukan suatu pendekatan yang tepat untuk subtansi estimasi.
  • Bukan suatu pendekatn yang tepat untuk keperluan memperoleh kontrak.
  1. Productivity factors.
  • Pemakaian faktor produktivitas yang salah dalam melakukan estimasi ukuran kode untuk mendapatkan nilai usaha yang dibutuhkan.
  • Estimasi ukuran kode berdasarkan hasil tebakan bukan pakar akan mempengaruhi hasil estimasi.
  • Productivity harus dimasukkan sebagai faktor contigency.

SARAN MENGURANGI KESALAHAN

  • Gunakan metoda network planning/cpm untuk mengurangi kesalahan estimasi.
  • Gunakan standar waktu, kwalifikasi tenaga, alat bantu dalam pembuatan estimasi.
  • Gunakan alat bantu bar-chart, s-curve untuk cost control.

PENGELOLAAN PENGEMBANGAN SOFTWARE

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

  • Penggunaan perencanaan dengan bar-chart dan status matriks.
  • Penyerahan dokumentasi harus memenuhi syarat a.l :

–          Kepada siapa diserahkan.

–          Apa isi dokumentasi

–          Kapan harus dilaksanakan yang tercantum dalam dokumentasi.

–          Apakah perlu alat penunjang elektronis.

  • Komponen penyerahan dokumentasi dilengkapi

–          Users manual

–          The software maintenance manual.

–          The operators manual

  • Pengaturan untuk perubahan berkaitan dengan

–          Perubahan spesifikasi.

–          Perubahan program pengendalian versi dan pengelolaan konfigurasi.

  • Kesalahan umum dalam estimasi awal berkaitan dengan

–          estimasi anggaran tahap I

–          ketidakjelasan dalam mengestimasikan ketentuan nilai usaha dan skala waktu

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KESALAHAN SEBAGAI FUNGSI TAHAPAN SIKLUS HIDUP

VERIFICATION DAN TESTING

1. UMUM

Verification & testing è bagian kegiatan dari sistem daur hidup (life cycle) pengembangan “SE” sebelum dilakukan tahapan implementasi.

Tahapan daur hidup :

  1. Requirement analysis.
  2. Design.
  3. Module specification
  4. Module coding
  5. Module unit test.
  6. System test
  7. Maintenance
  1. TESTING
  • Metode testing.

a)  Input data & check “bug” (metode I).

b)  Gunakan semua input & check hasilnya (metode II).

c)  Test program dengan mengenal structure internal atau lebih dikenal dengan metode “white box” (metode III).

  • Cara terbaik testing SE è seleksi test data yang sanggup.

a)   Dicoba pada seluruh jalur program.

b)   Aksi test yang digunakan pada kasus khusus.

b.1. Staff yang cukup.

b.2. Fasilitas penunjang yang cukup

b.3. Waktu tersedia yang cukup

  1. TESTING PENYUSUNAN PROGRAM (AUTHOR & ADVESARY TESTING).
  • Secara harfiah berarti pengarang/penyusun program wajib melakukan testing atas hasil karyanya.
  • Melibatkan beberapa pengarang bila program disusun secara bersama-sama
  • Advisory testing berarti testing yang dilakukan oleh orang lain melalui fungsi quality control sebagai “code reading”, sementara penyusunan program melaksanakan inspeksi program code.
  1. TESTING STATIC & DYNAMIC
  2. Static testing (bagian dari kegiatan quality control).

–          Inspeksi kode program.

–          Pendekatan melalui uji coba program

–          Dilakukan oleh penyusun program atau tim penyusun

–          Bila testing merupakan bagian quality control harus dilaksanakan oleh seorang agen independent di bidang quality assurance.

  1. Dynamic testing.

–          Testing melalui ‘operate’ atau ‘run’

–          Dilaksanakan oleh penyusunan program atau tim penyusun selama masa integrasi.dibutuhkan 2 aspek dalam dynamic testing :

a)   Perencanaan test yang matang.

b)   Strategi test yang berkaitan dengan lingkungan persediaan data untuk melaksanakan testing dynamic.

 

  1. INTEGRASI TESTING PENDEKATAN TOP-DOWN DAN BOTTOM UP.

Top down testing dimaksud antara lain    :

1) Mengarahkan masukan dari luar dan menjalankannya ke bagian yang tepat dari kerangka program keseluruhan.

2) Menyediakan “dummy” routine dalam kerangka kerja program yang dapat menjadi refleksi sederhana dalam pembentukan program.

PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN CARA TOP-DOWN

Pernyataan yang sering timbul dalam implementasi top-down adalah :

1)   Deteksi awal dari kesalahan utama

–      Kumpulan utama dan interface selalu di test lebih dahulu.

2)   Kepercayaan (reliability)

–      Pengulangan testing yang sering akan memberi kesempatan mendeteksi kesalahan.

3)   Program debugging

–      Kesalahan mudah dialokasikan dalamtahap implementasi top-down

–      Top-down secara sistematis menciptakan situasi dimana penambahan testing secara langsung dilaksanakan.

4)   Penggunaan komputer time

–      Penggunaan komputer time untuk komplikasi, linking dan sering waktu testing disebar selama project life-time.

5)   Tampilan implementasi top-down adalah sesuatu yang tangible.

6)   Programmer time.

–      Implementasi top-down akan melibatkan sedikit programmer time, yang ditujukan oleh deteksi kesalahan utama (mengurangi pengulangan kerja) dan mengalokasikan dengan cepat daripada bugs.

Tinggalkan komentar